Catatan Petugas Laboratorium PLTU PJB Paiton



Before telling, I’ll say that so tired but amazing. This is the edge of chemistry in electric industry. Thing that I think all about physics but not right now!
            Ini sesi cerita magangku selanjutya :D .By the way, udah kenal nggak sih sama pabrik seperti PLTU PJB Paiton? Eum, kenalan dulu ya :D. PLTU PJB itu singkatan dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap Pembangkit Jawa dan Bali yang berlokasi di Paiton. Nah, … jadi listrik yang sedang kita nikmati sekarang ini nih, di Bali, Madura dan Jawa itu yaaa dari PLTU PJB ini salah satunya.
PT. Pembangkit Jawa Bali (PJB) berawal ketika Perusahan Listrik dan gas dibentuk pada tahun 1945, setelah Indonesia merdeka. Di tahun 1965, Perusahaan listrik negara dipisah dari perusahan gas negara. Pada tahun 1972, PLN menjadi Badan Usaha Milik Negara dengan status perusahaan umum. Sepuluh tahun kemudian, tahun 1982, restrukturisasi dimulai di Jawa-Bali dengan pemisahan unit sesuai fungsinya, Unit PLN Distribusi dan Unit PLN Pembangkitan dan Penyaluran.
PT PJB adalah anak perusahaan PT. PLN (Persero), didirikan pada tanggal 3 Oktober 1995, dengan tujuan melaksanakan desentralisasi, meningkatkan efisiensi, meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, mampu berkembang secara mandiri dengan menyelenggarakan usaha ketenaga listrikan berdasarkan prinsip industri dan niaga yang sehat dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas (PT), serta untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan pembangkit listrik swasta.
Yang bikin keren PJB Paiton tuh ini, gaes. Unit Pembangkitan Paiton ini dioperasikan menggunakan bahan bakar batu bara, setiap tahun membangkitkan energi listrik rata-rata 5.606,18 GWh yang disalurkan melalui Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi 500 kV ke sistem interkoneksi Jawa, Madura dan Bali. Penghargaan yang diperoleh antara lain; sertifikat ISO 14001 dari lembaga akreditasi internasional KEMA Belanda, sertifikat ISO 9001 dari lembaga akreditasi BVQI, dan penghargaan SMK3 dari TUV.
Penampakan PJB Paiton dari lantai 9 di unit 1 dan 2. Tanpak batu bara dari dermaga yang sedang dipasok lewat jalur laut.

Proses listrik dari tenaga uap itu singkatnya begini. Batu bara (sebagai bahan bakar) yang masih dipasok berupa batuan maupun kerikil itu dihaluskan dan dari tongkang masuk ke mill untuk dihaluskan sampai 200 mesh. Sementara itu, air tawar yang berasal dari desa Kelontong mengalir menuju Water Treatment Plant mengalami pemurnian dan dinamakan air demin. (ada juga PLTU yang menggunakan air laut)  Nah air demin merupakan make up water yang siap untuk memasuki proses internal dalam proses PLTU. Setelah air demin ini melewati satpam Condensate, Dearator, dan Boiler maka terjadilah pendidihan batu bara oleh air tersebut di boiler. Uap air yang dihasilkan akan mengalir menuju turbine building, mengubah energi uap menjadi energi gerak menggerakkan turbin. Dari energi gerak tersebut akan mengubah menjadi energi listrik menuju jaringan 500 kV interkoneksi Jawa-Bali. Ibaratanya, air itu sebagai darahnya, batu bara sebagai makanannya. :D
Nah, kita di PJB ini menganalisis air baku pada proses PLTU di Laboratorium. Orang-orang yang berada di laboratorium ini anggap aja dengan petugas kimia. Bagi petugas kimia diperlukan ketajaman feeling dalam melaksanakan tugasnya. Misalnya untuk menentukan apakah sudah terjadi kebocoran dalam boiler, petugas kimia harus dapat mengetahuinya berdasarkan perubahan data pH. Selain itu petugas kimia juga harus memperhitungkan musim dalam melaksanakan injeksi bahan kimia, terutama untuk mengendalikan mikroorganisme dan binatang laut. Pada musim hujan, pertumbuhan binatang laut meningkat, sehingga dibutuhkan injeksi chlorine berlebih. Demikian pula pada musim kemarau, karena keperluan air laut tinggi, diperlukan pula injeksi chlorine yang banyak. Loh kok ada air laut, Bik? Nah air laut ini beda dengan air sebagai penghasil uap tadi. Air laut ini digunakan sebagai pendingin di Condensate. Kapan-kapan tak jelasin yang lebih lengkap lagi.
Ketajaman feeling harus sering diasah dengan terjun dan melakukan pengamatan sendiri ke lapangan, agar dapat mengambil kesimpulan sendiri mengenai masalah yang terjadi. Contohnya, bila suatu saat ada laporan dari operator bahwa telah terjadi penurunan pH, sebagai petugas kimia harus sudah mempuyai feeling kira-kira bagian condenser sebelah mana yang telah terjadi kebocoran. Ketajaman feeling tersebut diperoleh dari hasil analisa terhadap data yang tercatat selama ini..
3 kali dalam sehari, kita melakukan analisis kualitas air demin (eksetrnal treatment) dan air internal treatment meliputi, Condensate Storage Tank, Deaerator Outlet, Economizer Inlet, Boiler Blow Down, Main Steam dan Closed Cooling Water yang kesemuanya di unit 1 dan unit 2. Parameter yang dianalisis meliputi pH, konduktivitas, kadar silica, kadar phosfat, kadar Cl (Clorida), dan Fe. Sebelumnya pada jam 08.00 kita sampling dulu ke lapangan langsung. Jangan lupa, memakai shoes safety dan helmet untuk melindungi tubuh kita dari benturan keras yang mungkin saja terjadi. 
Di sini tempat pengambilan sampelnya. Sekaligus nge-check pH dan konduktivitas.
Kenapa parameter itu yang kita analisis? Karena dengan mengontrol parameter tersebut akan mencegah permasalahan seperti korosi pada pipa dalam proses PLTU sendiri. Air tawar pertama masuk ke Eksternal Water Treatment. Di sini, air mengalami proses pemurnian berupa pre-treatment yaitu berupa penyaringan padatan / solid dan mengurangi kadar silica. Silica inilah yang bisa menyebabkan korosi pada pipa-pipa boiler. Kalau korosi terjadi, maka proses di boiler tidak akan maksimal. Tau sendiri kan kalau besi karat akibatnya gimana? Bisa-bisa pasti aliran airnya nggak lancer. Setelah pre-treatment, selanjutnya demineralized system. Disini terjadi proses pertukaran kation anion air oleh resin penukar kation anion. Logam kation yang bisa menyebabkan kerak misalnya Mg2+, Ca2+ akan diikat oleh resin kation (H+) sehingga akan menjadi suspensi yang lebih lunak. Begitu juga anion –anion terlarut seperti CO32- (karbonat) akan ditukar oleh resin anion (OH-) . Selanjutnya akan mengalami dekarbonasi dengan membuang gas CO2 ke udara. Nah, dengan begitu air tersebut sudah murni dan diistilahkan dengan air demin serta siap untuk diproses ke internal treatment selanjutnya.
Pada proses internal ini, air baku memasuki condensate dan diatur pH-nya sesuai dengan standart yang ada agar tidak menimbulkan korosi pada pipa-pipa alirannya. Dilakukan injeksi kimia untuk menghilangkan O2 yang juga salah satunya penyebab korosi. Setelah itu menuju Deaerator, lalu ke boiler mendidihkan batu bara. Emmm, sekitar beribu-ribu derajat selsius kali ya temperaturnya. Ya iyalah, ruangan boiler ini bener-bener ekstrim. Tertutup banget!. Nah, disini juga diatur pHnya sedemikian rupa. Begitu juga konduktivitas dan kandungan garam-garam terlarut yang terkandung dalam air. (Yang ini akan dijelaskan lebih komplit lagi di sesi selanjutnya yaaa).
Tempat sampling lumayan jauh juga dari lab. Yaaah, harus berjuang dulu deh, bawa sepatu segede gajah, syukur dipenjemin staff lab :D hahaha. Reeemuk meeen, tapi ujung-ujungnya terbiasa kok. Bakal kelar jalan ke unit 1 dan 2 di bawah teriknya sinar matahari.
Setelah dari unit, kita ke tempat pengolahan air eksternal atau air demin. Apalagi yang ini, lebih jauh juga ternyata :D . Penuh dengan tank segede rumah, tank water, tank cation/anion exchanger dan dekarbonator. Keren lah, buat foto-foto :D .Nih, tempat demineralized waternya .
Yang ini, tank demin water-nya


Saat perjalanan menuju Water Treatment Plant tersebut, kita melewati limbah sungai nil hasil proses PLTU. Kenapa aku menjulukinya sungai nil? Air limbah yang satu ini, jernih banget kok. Warnanya biru malah, nggak tampak kayak air limbah yang biasanya kotor. Makanya juga apik buat foto :D . .

 Heummm, ternyata aku pikir pikir ini juga sesuai dengan visi PJB sendiri temen-temen, yaitu Peduli Lingkungan.  InsyaAllah, air limbah yang sudah diolah tersebut, aman ketika dibuang ke laut. Aliran air limbah tersebut langsung menuju laut, pas berdampingan disebelahnya terdapat air bersih yang berasal dari laut dengan arus yang berlawanan masuk ke wilayah pabrik bagian condensate.
Intinya air yang diolah sebagai air baku proses PLTU harus benar-benar bebas mineral. Begitupun setiap unitnya. Pernah denger ada ikan Hiu kejebak lalu mati di PLTU PJB Paiton nggak? Nah, gimana gak mau mati. Kejebaknya di kanal dimana di sini dipasang proteksi rubber lining, maksudnya agar pipa-pipa yang terbuat dari carbon stell terhindar dari korosi dan abrasi fluida air laut dan tempat ini gak boleh di sentuh siapapun. Saat overhaul pipa-pipa kanal tersebut selalu dibersihkan, karena dikhawatirkan sudah masuk telur-telur biota laut yang telah berkembang dan voulmenya telah membesar. Huuu, serem juga ya. 

Jam 11.00 dan 14.00 nanti kita check lagi biasanya. Untuk minggu pertama kita ikut nyampling juga. Tapi, untuk selanjutnya, tambah jarang. Habisnya panas. Gak kuat bawa sepatu, Hayati mulai lelah bang :D. Nih biasanya siang-siang nge-check pH dan konduktifitas air demin di Demin Tank. Mukanya mellassh :D Tapi tetep semangaaaat!
 Oke! Catatan sampai di sini dulu deh. Untuk proses PLTU selengkapnya akan dibahas di catatan selanjutnya. Analisis air dan analisis batu bara juga loh. Semoga bermanfaat ;)

Komentar

Posting Komentar