Shocked

Sidang skripsiku ditunda.  Dosen pembimbingku sedang menunaikan ibadah haji.  Aku tidak sempat mendaftar sidang sebelum beliau berangkat.  Terakhir ujian komprehensifku adalah tanggal 24 juli kemarin.  Taggal 25 aku di kos,  baru tanggal 27 aku mulai konsultasi revisi dimulai pada dosen penguji.

Ku dapati tanda tangan pengujiku pada tanggal 31 juli,  dosen pembimbing dan penguji utama pada tanggal 1 agustus.  Sementara konsultan,  tepat esok harinya.

Sementara pada tanggal 31 itu,  temanku kebetulan bertanya soal pembimbingku.  Dia menanyakanku apa sudah daftar atau belum.

"Sekarang kan masih minggu pertama" kataku.
"Lah,  iya.  Kamu bu D.  Kan dospem-nya.  Kapan kamu ujian dong,  ibunya udah mau berangkat tanggal 10."
"Iya, sih.  Tapi aku masih belum dapat ttd konsultan.  Beliau bisanya tanggal 3. Soal dospem,  mungkin bisa diganti."
"Kamu ini.  Kamu gak tau kabar?  Tangga 28 kemarin itu naskah harus masuk bagi yang mau ujian dengan bu D sebelum tanggal 10.  Aku udah daftar kemarin jum'at kan pengujiku Bu D. "
"Ya? Aku gak tau kabar itu" 😥
"Hm,  yaudah temui konsultan aja dulu. "

Aku menyalahkan diriku yang gak aktif WA. Androidku rusak. Aku memang tidak menanyakan soal bagaimana nasib bimbingan bu D.  Yang akan sidang bulan ini kepada admin,  karena sebelumnya timku sudah pernah bertanya kepada dospem kami.  Beliau bilang," daftar saja dulu.  Nanti saya bicarakan dengan ibu ketua jurusan. "

Dan meskipun selesai revisi pada tanggal 31 pun,  ttd ku dapati semuapun,  aku belum membayar uang tanggungan laboratorium sebesar 450 ribu.

Ya...  Aku pasrah dalam do'a.  Apa yang sedang menggangguku adalah bukan kapan aku sidang saat ini.  Tapi quota wisuda yang semakin hari semakin bertambah.  Untuk jurusanku,  ujian bisa dilakukan perbulan minggu ketiga atau keempat.  Aku sudah daftar bulan ini tapi ujiannya setelah dosenku kembali.  InsyaAllah september.  Dan setelah sidang selesai,  aku harus kembali konsultasi membuat jurnal, menyiapkan semua persyaratan full oleh fakultas terlebih dahulu sehingga bisa mendaftar online wisuda. Dimana mungkin mahasiswa yang lain setelah sidang akan langsung bisa mendaftar online tanpa harus menyelesaikan persyaratannya terlebih dahulu.

Aku tidak menyalahkan fakultasku atau yang lain.  Hanya menengadah,  "jadi begini alur ceritaku.  Jika quota penuh,  aku harus wisuda periode selanjutnya.  Aku bukan takut,  hanya sedikit kecewa."

Ada beberapa perkataan teman yang santai tapi manis.
"Santai aja,  quota wisuda masih ada kok"
"Sabar,  ya"
"Aku ngerti mbak.  Tapi aku meyakini sendiri kalau semua akan lancar dan pasti wisuda 2017"

Dan setelah aku menulis ini,  aku sadar.  Aku adalah orang yang sedikit ambisius oleh pencitraan.  Aku tak mau ketinggalan.  Aku mau bersama dengan yang lain.  Aku tidak mau di belakang.

Dan ketika demikian,  akupun juga sadar.  Waktu luang yang seharusnya aku belajar untuk sidang adalah untuk menulis.  Aku kembali mengumpulkan inspirasi fiksi dan kata-kata yang telah lama beku dalam diriku.
Saat ini aku menulis karena alurku sendiri.
Aku kembali menemukan titik terang tentang apa yang harus aku kembangkan.

So fear moment but precious.
18 august 2017

Komentar