Hari Raya


Lebaran kali ini, 2018, tidak seramai 5 - 7 tahun yang lalu. Di mana setiap malam, aku bakal dengerin suara mercon di pinggir jalan, main kembang api, duduk di dipan bawah pohon mangga sambil menikmati rujak mangga dengan petis khas daerahku, Madura. Dan ketika matahari mulai menyingsing di esok harinya, sejak pagi bermula, lagi-lagi keramaian orang-orang sudah mulai menyapa. Masjid Al-furqan kadang tidak muat untuk para jama'ah sehingga mereka ada yang di luar masjid dan ke area jalan raya. Aku juga bertemu banyak orang-orang, bertamu ke rumah kerabat. Semua seperti sudah berada dalam cerita indah yang selalu terjadwal akan terputar di setiap tahunnya, di momen yang sama. Tapi, dengan waktu yang semakin menua, keramaian itu lama-lama terasa semakin berkurang. Anak kecil yang selalu bermain mercon di pinggir jalan kini sepi. Mungkin karena mereka juga telah dewasa saat ini. Tak ada lagi cerita rujakan di bawah pohon mangga karena mungkin musim mangga yang sudah mulai berubah. Haha. Bertamu ke rumah kerabat tidak seseru dulu, mungkin karena dari kami satu per satu sudah memiliki kehidupan dan suasana baru. Entahlah. Serasa semua berubah, karena pada dasarnya hidup itu terus berjalan. Keceriaan bersama sesepuhku juga tinggal dalam bayangan, karena beliau - beliau sudah lama pergi. Dan semenjak pergi, sepi. Karena cerita baru yang terjadi.

Komentar