80-an


Sesepuh itu memulai ceritanya. Sedang kami duduk di atas tikar daun janur yang beberapa bagian sudah berlobang karena dimakan rayap.

"Dulu kami hanya punya satu seragam. Di akhir pekan kami sempatkan ke sumber untuk mencucinya. Kering, kami pakai. Basah karena hujan pun, kami pakai. Di sekolah kami duduk lesehan. Bukan dengan meja belajar dan kursi melainkan tikar kecil yang hanya memuat 5 orang. Kami selalu berebutan hingga tikar itu pun selalu rusak. Setiap guru kami mengganti dengan tikar yang baru, seringkali juga kami merusaknya karena rebutan tempat duduk."

"Lalu ketika kami pulang, seringkali kami tidak langsung makan. Kami harus mencari jagung, yang jagung itu masih belum dikupas lalu menggilingnya dan membawanya pulang untuk dimasak. Jadi kami bisa makan setelah dua jam kemudian. Dulu tak ada makanan macam seperti sekarang. Hanya nasi dengan lauk garam, atau nasi dengan ketela yang tentu sudah nyaman untuk dimakan."

"Bik, yang harus kamu tau dan lakukan hanyalah bersyukur."

Komentar