4 Hal Konyol yang Aku Pernah Lakukan, Terakhir Paling Fatal

medium.muz.li
Ternyata dengan bertambahnya umur seseorang, nggak menjamin bahwa seseorang itu akan terlepas dari kekonyolan dan terlihat berwibawa di setiap waktu, ya? Hahah. Setelah aku mengingat beberapa kejadian konyol yang pernah aku alami, itu semua bikin aku ketawa miris antara mau tepok jidat, sembunyi di balik bantal, atau cari cermin kejujuran buat lihat ekspresi muka cringe-nya aku udah di level berapa.

1. Ketemu Bule

Kejadian ini aku alami pas waktu perjalanan Surabaya-Sumenep. Aku naik bus yang penumpangnya penuuuh banget. Untungnya aku masih kebagian kursi penumpang jadinya aku mah, santai aja. Di tengah perjalanan ada dua penumpang yang baru naik dan mereka adalah laki-laki bule. Satunya masih muda, satunya lagi lebih tua-udah beruban gitu. Selama dua penumpang itu berdiri, tiba-tiba si kondektur menyuruh mereka untuk bergeser ke depan untuk duduk di samping sopir. Tapi si dua bule ini cuma diam, melihat kondektur sebentar dan hanya bergeser satu langkah. Karena aku pikir mereka nggak ngerti bahasa indonesia, maka dengan pedenya aku setengah berdiri dari kursi lalu bersuara pelan ke arah dua bule itu,"You can move forward". Aku udah nggak mikir ya itu penumpang yang ada di belakangku nganggep aku sok pede atau sok nginggris. Wkwkwk. Sayangnya, itu bule nggak denger suara aku kayaknya meski aku ngomong beberapa kali, jarak kita lumayan jauh. Satu jam kemudian si kondektur ngomong lagi sama bule yang paling tua.

"Pak, geser ke depan, ya"

"Oh, iya iya"

"Bapak turun di mana?"

"Di pertigaan setelah ini, pak"

Whattt? Jadi bule ini ternyata ngerti bahasa indonesia? Terus bisa ngomong indonesia juga? Terus dari tadi aku ngapain dong, Pak???

2. Helm

Aku biasa naik grab tiap kali mau ke kampus. Dengan segala promo grabike yang sering muncul di inbox aku, aku bisa bolak-balik kampus ke kosan cuma ngabisin duit 1000-6000 rupiah. Masalahnya gini, tiap kali aku turun dari motor, helm yang aku pakai sering lupa aku balikin. Aku pernah udah masuk ke kampus, udah jalan beberapa meter, tapi aku diliatin sama mahasiswa-mahasiswa lain dan dipanggil sama si driver.

"Mbak, helm-nya, mbak"

Ya ampun, dengan wajah tanpa dosa aku balik lagi ke arah si driver trus ketawa-ketawa unyu gitu.

"Heheee... Maap pak. Lupaaa"

3. Sambal Matah

Ada satu sambal favorit aku akhir-akhir ini. Namanya sambal matah. Sambal yang terdiri dari elemen bawang merah, bawang putih, jeruk nipis dan pelengkap lainnya. Rasanya yang unik bikin aku kegatihan sama sambal yang satu ini. Boleh lah ya aku coba pesan lewat grabfood. Dengan kata kunci "Sambal matah", muncullah "Lalapan Si Emak" yang ternyata lokasinya di Matos. Oke sip. Ongkir standar. Aku klik "Sambal matah satuan" seharga 17.500 aku udah dapat lalapan ayam krispi dan sambal matah.

Pada suatu hari, Untuk kedua kalinya setelah beberapa waktu, aku pengen nyobain lagi sambal matah ini. Aku pesan di tempat yang sama, dan sama seperti waktu  pesanan pertama kali, aku nge-klik-nya, "sambal matah satuan" seharga 17.500 rupiah. Karena aku pengen sambalnya agak banyak, aku chat drivernya.

"Pak, kalau bisa sambalnya ditambahin ya. Harga nambahnya nanti ditotal" udah berasa kayak punya banyak duit aja gitu. Hahah. Ya namanya juga ngidam, ey.

Driver-nya balas chat, "Oh... sambalnya bisa nambah kok, gratis hahaha"

Lah, di sini aku kaget yang surprise gitu dong. Baru kali ini ada tempat makan online yang bisa nambah sambal gratis dan lokasinya di Foodcourt-nya Matos. Wow.... Aku tidak sabar menunggu kedatangan driver. Perutku semakin berdendang ria.

Daaan, setelah tiba pemirsa. Kau tau apa yang terjadi? Aku pegang bungkus pesananku, dan itu tuh kecil banget. Steoform yang kecil itu loh. Dan setelah aku buka, pesanan aku ternyata cuma SAMBAL MATAH doaangggg. Nggak pake nasi dan nggak pake ayaammm. Trus aku cepet-cepet cek riwayat pemesanan barusan, yaampuuun, iya sih bener tulisannya "sambal matah satuan" which is pasti dapat sambalnya doang kan ya. Tapi masalahnya, dulu pas pesan pertama kali aku juga ngekliknya yang "sambal matah satuan " itu tauk tapi dapatnya sama ayam plus nasi juga.

Tolong, aku pengen nangeees.

4. Ion Klorida dan Etanol

Minggu pertama aku penelitian tesis di lab, aku membuat nanopartikel yang kalau produknya sudah terbentuk, nanopartikel itu harus dicuci ion pengotornya agar murni. Pencucian pertama, aku cuci menggunakan aquades 3 kali. Lalu selanjutnya aku cuci menggunakan etanol. Selama proses pencucian, filtrat cucian itu dicek untuk bebas dari ion klorida dan sulfat. Untuk deteksi adanya ion klorida memakai larutan perak nitrat (AgNO3) dan deteksi adanya ion sulfat memakai larutan barium sulfat (BaSO4). Jika pada filtrat ketika ditetesi keduanya masih terbentuk endapan putih, maka produk masih mengandung ion klorida dan sulfat.

Waktu sudah menjelang Isya' tapi nanopartikel itu tak kunjung bebas dari ion klorida dan sulfat. Sekitar 4 jam sudah berlalu hingga etanol sebanyak 500 ml yang aku baru saja beli juga sudah hampir habis. Lalu karena penasaran, aku coba tanya kakak tingkatku. Apa mungkin dari prosedurku ini ada yang keliru.

Dan ternyata benar. Letak kesalahannya adalah aku mencucinya dengan etanol, which is ion klorida atau sulfat tidak akan ikut larut dengan etanol itu. Seharusnya aku mencucinya menggunakan aquades. Oh Tuhan, waktu yang mungkin seharusnya diselesaikan dalam 2 jam, 4 jam pun belum selesai. Ini adalah salah satu kesalahan yang fatal banget, sih. Udah kelewat konyol banget tau nggak. Tapi aku cek lagi di beberapa jurnal ada juga sih yang pencuciannya memang pakai etanol tapi tidak sampai pada deteksi bebas ion-ion pengotor seperti yang aku lakukan di atas. So, yah... that's way I think it's really big mistake.

Sebenarnya pasti ada kejadian aneh, lucu dan konyol yang lain versi aku. Tapi karena otak yang hanya mengingat hal-hal berkesan dan apa yang ingin diingat tidak semua bisa aku ceritakan di sini.

Thank for reading and have a good day :D



Komentar