Dimulai dari Aku

pinterest.nz

Aku diam selama 30 menit sebelum menulis ini. Aku bingung aku akan menulis sebagai siapa. Aku di instagram. Aku di facebook. Aku di whatsapp. Aku sebagai orang yang kamu kenal. Atau aku sebagai orang yang tidak mereka tahu.

Tapi setelah 30 menit itu berlalu, aku memutuskan untuk menulis sebagai aku di titik setelah 30 menit itu berlalu. Aku menulis sebagai aku detik ini. Aku menulis sebagaimana pikiranku berpikir dan perasaanku merasa di detik ini.

Aku yang mendalami pikiranku dan menumpahkannya ke dalam tulisan tanpa tahu harus dibaca oleh siapa pun.

Kamu tahu? Ada dua ruang di mana aku menjadi jujur tanpa harus takut. Di dalam diriku dan tulisanku.

Ternyata setelah hidup selama 24 tahun, ada banyak kejadian yang membuatku sadar akan hal-hal baru. Kejadian sehingga aku bisa menerima. Kejadian sehingga aku bisa acuh tak acuh. Kejadian sehingga aku bisa mengenali aku yang baru.

Dan ternyata,

untuk sekedar menerima, acuh tak acuh dan mengenali itu tidak semudah yang aku pikirkan.

Saat seseorang menghadapi hal yang baru, waktu akan selalu menemani. Waktu akan selalu setia tanpa dipaksa meski kadang semua orang tidak sabar menunggu dan selalu ingin mengejarnya.

Menerima hingga tidak ada lagi yang perlu diberi.

Acuh tak acuh hingga tidak lagi peduli.

Mengenali hingga tidak ada lagi kebingungan dalam memahami.

Lalu akhirnya aku sadar.

"Kehidupan bukan hanya untuk sekedar dijalani lalu dilewati. Menjalani tanpa berkenalan dengannya terlebih dahulu maka kita tidak akan menemukan teman baru. Melewati tanpa menerima setelahnya maka kita juga tidak akan menemukan teman baru. Dan teman baru itu adalah pelajaran-pelajaran hidup kita yang baru"



Komentar