Movie Review - Fat Chance (2016)

sumber: imdb.com

“It’s not others see in us but what we see in ourselves that makes us beautiful”


Begitulah apa yang Kate utarakan saat mencoba menghibur teman kamarnya, Allison, yang memiliki postur tubuh yang gemuk, sedang merasa kesal karena selalu di-bully oleh teman kerjanya, Erin.

Fat Chance. Film ini ditulis dan disutradarai oleh Micah Caronna dan diperankan oleh Sarah LeJeune (Allison) dan Judah Duncan (Justin). Film ini diadaptasi dari kisah nyata yang menceritakan tentang seorang asisten ahli gigi, Allison, yang merasa tidak percaya diri dengan fisik yang dia miliki. Bermula ketika Erin yang selalu menggertaknya sewaktu tubuh besar Allison tidak sengaja menjatuhkan alat bedah gigi yang sudah dicuci bersih dan disiapkan untuk pasien atau dia yang tidak sengaja menyenggol kepala Erin saat berjalan melewati bangku-bangku café.

Allison atau Alli, merasa sedih. Dia merasa keberadaan dirinya di sekitar teman-temannya hanyalah pengganggu dan penyebab dari semua ketidaknyamanan. Dia merasa orang lain melihat dirinya sebagai orang yang terlihat buruk fisiknya hingga tidak akan ada laki-laki yang ingin berkenalan atau bahkan menyukainya. Rasa insecurity seorang Alli tumbuh menjadi sebuah mindset yang semakin mengakar dalam dirinya, hingga ia bertemu dengan seorang Justin, laki-laki bermata biru dengan senyum yang menawan dan Alli diam-diam menyukainya. Tapi dia sadar, seorang Justin tidak akan pernah menyukainya, karena tipe perempuan yang sebagaimana laki-laki sukai adalah perempuan seperti Erin, bertubuh seksi dengan paras yang cantik.

“What does people want from me? Erin is beautiful and she’s happy”. Sebuah pernyataan Alli yang diam-diam aku sadari sebagai sebuah respon nyata dari sudut pandang seseorang yang hanya melihat opini orang lain tentang dirinya. Karakter Alli di sini mungkin sangat umum dimiliki oleh sebagian besar perempuan di luar sana. Standar kecantikan yang dibentuk dari asumsi fisik seseorang, membuat perempuan yang merasa dirinya tidak memenuhi standar kecantikan tersebut menjadi tidak percaya diri, menyalahkan diri sendiri hingga lupa bagaimana caranya bahagia. Because happiness of theirs is beauty of body. Hal tersebut karena kesan pertama yang biasa dilihat orang lain adalah bukan kepribadian, melainkan mata yang jatuh pada seonggok daging bertubuh semampai atau bulat, mata yang kecil atau besar, hidung yang mancung atau pesek, kulit yang mulus atau penuh bekas luka dan banyak kriteria fisik lainnya. Dan semua itu tidak cukup bagi Alli karena semua orang yang melihat dirinya hanyalah sebagai Alli yang gemuk.

Ketidak-percaya dirian Alli membawanya pada sebuah kebohongan di akun date online miliknya. Dia memakai foto Kate sebagai foto profilnya sedangkan namanya masih tetap sama, Allison008. Dia berpikir, jika dia menggunakan foto yang terlihat seksi seperti Kate maka dia akan menemukan seseorang yang ingin berinteraksi atau tertarik pada dirinya. Dan bertemulah dia dengan Justin yang ternyata juga memiliki akun di aplikasi tersebut. Namun sebenarnya Justin tertarik pada akun Allison008 bukan karena foto profilnya melainkan hobi dan aktivitas yang Alli tulis di biografinya. Justin masih belum mengetahui bahwa Allison008 tersebut adalah Alli yang ia kenal di café beberapa waktu lalu.

Waktu terus berjalan hingga Justin dan Alli bertemu kembali di Camp Temberlake sebagai relawan. Sebuah kegiatan kemah di villa untuk anak-anak yang sedang menikmati liburan di musim panas. Justin dan Alli semakin dekat. Mereka sering bertukar pikiran tentang berbagai hal, bahkan Justin memberikan sebuah CD untuk Alli yang bisa dia dengarkan saat di waktu senggang.

Sampai di sini aku merasa bahwa Justin mengagumi Alli sebagai sosok yang penyayang terhadap anak-anak dan pengertian. Tentu Justin adalah laki-laki yang sopan dan tidak suka memandang seseorang dari segi fisik mereka. Dia bahkan tidak suka saat Chad, temannya, menyuruhnya berkenalan dengan Erin hanya karena dia seksi dan manis namun Erin cenderung selalu mengkritik orang lain semaunya. Seperti yang ia lihat ketika Erin memarahi Alli di cafe tempat mereka bertemu.

Kehidupan maya Justin dan Allison008 juga masih terus berlanjut. Karena merasa orang yang diajak berkomunikasi dengannya adalah orang yang asik dan nyambung, Justin mengajak Allison008 untuk video call namun Allison008 sudah pasti menolaknya. Bagaimana jika Justin tahu bahwa sosok di balik akun Allison008 itu adalah dirinya-Alli dan bukannya Kate?

Tentunya kebohongan itu tidak akan berlangsung lama. Alli sudah berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia akan memberitahu Justin yang sebenarnya namun dia takut kehilangan Justin sebagai orang yang selalu menghargainya selama ini. Dan seperti sebuah klimaks yang sudah bisa ditebak, Justin marah saat Kate dan Alli mencoba menjelaskan kebohongan apa yang telah dilakukan Alli terhadapnya. Alli merasa sedih karena Justin sudah tidak merespon pesannya beberapa hari.

Pada titik ini, seseorang yang pernah berada di posisi Alli mungkin mempunyai dua kemungkinan. Dia menyadari kesalahannya hingga keberanian dalam dirinya tumbuh dan tidak lagi menyalahkan diri sendiri karena keadaan yang memberi pelajaran kepadanya atau dia akan terus semakin menyalahkan diri sendiri dan menambah rasa ketidakpercayadiriannya. Seperti yang Kate katakan pada Justin, bahwa seorang Alli sebenarnya adalah perempuan yang tangguh namun ia selalu merasa insecure terhadap dirinya sendiri. Alli selalu menyuruh Kate untuk berani namun sebenarnya Alli masih belum bisa menumbuhkan keberanian dalam dirinya bahkan untuk menghargai dirinya sendiri. Dia belum bisa melihat kelebihan dirinya yang pekerja keras, penyayang dan ramah karena hanya fokus pada tanggapan orang lain terhadap fisiknya.

Sampai akhirnya film ini berakhir saat Justin menyadari bahwa apa yang  dialami Alli adalah tentang sebuah ketidak-percayadirian dan ketidak-berhargaan diri seseorang. Alli harus diyakini bahwa Justin sebenarnya juga menyukainya. Allison yang baik, Allison yang penuh keyakinan, Allison yang tidak perlu menyalahkan diri sendiri, Allison yang cantik, Allison yang tidak perlu menggunakan fake photo profile di akun sosial media manapun. Lalu akhirnya keduanya pun menjadi sepasang kekasih dengan Alli yang sudah bisa menjadi dan menghargai dirinya sendiri.

Feedback

Dari kisah film ini, ada beberapa persepsi yang timbul dalam pikiranku.

  1. Selepas putus komunikasi dengan Justin, Alli memang menyadari atas kebohongan yang dia lakukan tapi aku tidak tahu bahwa dia telah bangkit dan menghapus rasa insecurity-nya atau tidak. Bisa jadi sosok seperti Alli akan bisa menghargai dirinya sendiri ketika orang yang disukainya juga menyukai dirinya. Itu berarti dia mengubah mindset negatifnya setelah dia mendapatkan apa yang dia harapkan. Dan jika demikian maka orang seperti Alli membutuhkan seseorang yang benar-benar tepat untuk membuka pikirannya dan mungkin saja orang itu harus yang ia kagumi. Karena Kate saja masih belum cukup (?).
  2. Meskipun Alli merasa tidak pede dengan fisiknya tapi dia tidak pernah berniat menurunkan berat badannya. Dia tetap makan dengan lahap dan baik. Dia tetap bekerja sebagaimana hari-hari biasanya. Ini menunjukkan bahwa rasa tidak pedenya tidak sampai membawanya untuk melakukan aktivitas diet. Dia sadar dia memang gemuk dengan berat badan beratus-ratus pound. Dia menerima kenyataan bahwa dia gemuk tapi dia tidak menerima terhadap pandangan buruk orang lain terhadap dirinya. Dia juga ingin dipuji sebagai perempuan yang fisiknya cantik dan disukai oleh semua orang.

Komentar

  1. Sikap Justin pada sosok Alli di dunia nyata dan Allisoon008 di media sosial sempat membingungkan aku. Sikap Justin pada Alli yang seperti melebihi sekedar teman dekat tapi dia juga mendekati Allison008 melalui aplikasi date online. Lalu jika misalnya Allison008 adalah sosok perempuan lain dan mereka berdua benar-benar melakukan video call atau bahkan bisa hang out bersama maka siapakah yang akan benar-benar Justin sukai?
  2. Tidak ada support system di sekeliling Alli selain Kate. Dalam film ini tidak menunjukkan keluarga Allison sama sekali. Penonton mungkin bisa menduga bahwa Alli menjadi obesitas karena kebiasaan makannya sewaktu kecil (seperti yang ditayangkan di awal video). Tapi bagaimana tanggapan kedua orang tuanya selama itu hingga ia menjadi Alli yang dewasa?
  3. Film ini lebih fokus pada akibat dari persepsi orang lain terhadap seseorang bukan pada bagaimana orang lain mem-bully seseorang. Jadi penonton bisa memahami bahwa satu pandangan buruk seseorang terhadap orang lain bisa menurunkan kepercaya-dirian. Seseorang bisa merasa sakit hati karena dia belum terbiasa dan pandai dalam mengolah persepsi dan emosi yang masuk tentang dirinya hingga membuatnya sedih berkepanjangan.
Pesan 
"Then we have to change the mirror. You look in the mirror and you see what you think other people see, your shortcomings, your inadequacies, and your mistakes, but if you look in God's mirror, you see a masterpiece. He wants us to be healthy, but when you know what he says about you, you treat yourself differently, it change everything, you are a princess.!" Miss Nancy- Director of Camp Temberlake.
Film ini berhubungan dengan penerimaan diri, self acceptance dan rasa syukur atas apapun pemberian Tuhan. Berbicara tentang penerimaan diri pun tidak cukup sekali mendengarkan dan mendalami. Butuh tekad kuat dan latihan untuk menjadikannya sebagai perubahan bagi pribadi seseorang.
Allison dan Justin (imdb.com)

Judah Duncan (imdb.com)
Si Judah Duncan ternyata ganteng banget . OMG. 😓😓😢😢😢

Komentar