The Flat-Earth Conspiracy (Review Book)

cover buku The Flat Earth Conspiracy

Setelah maraknya berita tentang Flat Earth atau bumi datar beberapa tahun silam, akhirnya tibalah buku berjudul The Flat-Earth Conspiracy karangan Eric Dubay yang diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia pada tahun 2016. Eric Dubay sendiri adalah seorang peneliti flat earth yang kredibel dan terkemuka. Buku dengan tebal 447 halaman ini seakan telah dipersiapkan oleh Eric dengan sangat matang untuk mengulas fakta-fakta yang katanya ilmiah tentang teori bumi datar. Dengan kata lain, buku ini disodorkan Eric sebagai penjelasan atas asumsinya menolak teori bumi bulat yang telah dipercayai oleh manusia di bumi ini selama 500 tahun lamanya.

Buku ini dibuka dengan penegasan Eric tentang kebohongan besar yang telah lama disembunyikan.“...Serigala berbulu domba telah berhasil mengelabui kita. …kita sudah dijejali dengan sebuah kebohongan yang begitu besar dan menyesatkan, yang telah membutakan kita dari pengalaman dan akal sehat kita sendiri…”. Lalu selanjutnya, pembaca akan diajak berkelana, menemui satu per satu tentang kebohongan- kebohongan dari para serigala itu yang tak lain adalah dari kaum heliosentris dan pemercaya Copernicus.

Eric juga mengutarakan akan eskistensi pemercaya bumi datar dengan menyatakan, “Setelah melihat buku berjudul The Flat-Earth Conspiracy, naluri Anda yang sudah mengakar (terhadap bumi bulat) cenderung akan menertawakan, mengolok-olok orang yang menyampaikan ide ini dan menolak kemungkinan yang ada.” Seperti sebuah pemain yang telah mengetahui reaksi lawan, Eric tidak memperdulikan orang yang kontra terhadapnya karena bahkan menganggap mereka adalah korban dari indoktrinasi sebuah falsafah teori yang palsu dan kebohongan yang cerdas.

Pada tema bab ke-dua, Eric menganggap bahwa bumi itu diam dan tidak berputar. Mataharilah  yang berotasi mengelilingi bumi sedangkan bumi merupakan pusat tata surya. Sebagaimana eksperimen dari A.E. Skellam yang mencoba menembakkan peluru dari meriam secara vertikal dengan hipotesis bahwa jika bumi itu berputar maka peluru itu akan jatuh setidaknya lebih dari dua kaki dari lokasi asalnya. Jika bumi berputar dari barat ke timur, maka bumi dan meriam akan berpindah tempat. Namun yang terjadi adalah sebaliknya, peluru itu tetap jatuh secara vertikal dan kembali ke moncong meriam. Hal tersebut bisa dijelaskan oleh penganut heliosentris bahwa peluru tetap jatuh dalam garis lurus tak lain karena disebabkan sifat gravitasi bumi yang malah dianggap Eric bukan sebagai pengakuan namun bantahan atau pengelikan.

Adapun fakta-fakta lain yang diungkapkan Eric berdasarkan eskperimen dan pengamatan yang ia kumpulkan yaitu bahwa air yang diam adalah air yang datar. Jika bumi ini berputar maka air tersebut akan mengarah ke segala arah seperti sebuah bola kasti yang diputar dalam keadaan basah.  Kemudian dilanjutkan dengan penjelasan bumi yang tidak memiliki kurvatur atau lengkungan yang ditutup oleh pernyataan Profesor W.B. Carpenter dalam Nature and Man, bahwa jika dasar tengah laut dikeringkan, maka pengamat yang berdiri di titik mana pun akan mendapati dirinya dikelilingi oleh daratan seperti padang rumput Amerika Utara atau pampas Amerika Selatan.

Eric juga menganggap bahwa kutub selatan itu tidak ada,  melainkan bumi dikelilingi oleh dinding es raksasa yang menyambung  di tepian bumi. Kemudian ditegaskan dengan arktika dan antartika yang pada kenyataannya memiliki kondisi dan karakter yang berbeda di mana seharusnya sama.

Teori bumi datar , diam dan pusat alam semesta juga dibuktikan dengan adanya fakta “matahari tengah malam“ yang biasa terbit pada tanggal 22 selama 72 jam namun tidak pernah lenyap.  Selain itu, dijelaskan pula bahwa bulan itu menghasilkan cahaya sendiri yang bersifat semi trasnparan, bukan pantulan cahaya dari sinar matahari sebagaimana kaum heliosentris jelaskan.

Eric juga menyangkal tentang adanya relativitas dan menganggap bahwa teori relativitas Einstein begitu rumit dan berbelit-belit sehingga hanya beberapa orang saja yang memahaminya dan sisanya menerima begitu saja. Sedangkan Wilbur Voliva, pemercaya bumi datar menyangkal adanya gravitasi Newton dengan menganggap bahwa Apel itu jatuh karena berat Apel lebih besar dari berat udara, tidak bergantung pada gaya tarik atau gravitasi bumi. Lalu bagaimana dengan asap yang melayang ke atas namun tidak seberat apel? Pastinya ia akan melayang dan tidak akan jatuh karena beratnya yang lebih rendah dari udara. “Gravitasi hanyalah akal-akalan, dipakai Newton untuk membuktikan bahwa bumi beredar mengelilingi matahari...“- David Wardlawa Scott.

Berita palsu mengenai NASA di bulan dan Mars juga Eric jabarkan dengan detail. Video atau gambar-gambar NASA adalah rekayasa yang salah satunya dianalisis oleh analis foto/sejarawan, Jack White. Mulai fotografi Apollo yang tidak konsisten, latar belakang gambar NASA yang diragukan, matahari yang katanya ternyata lampu sorot, dan masih banyak rekayasa lainnya. Selain itu, Eric juga menganggap  bahwa evolusi, manusia kera dan dinosaurus itu tidak ada, yang ada hanyalah manusia raksasa.

Di akhir bab, Eric merangkum semua analisis fakta-fakta pendukung bumi datar dengan ringkas. Dan dalam paragraf terakhirnya, Eric menegaskan lagi bahwa Bola-Dunia merupakan penipuan terbesar yang perlu dibeberkan.

Tanggapan

Hal yang lucu adalah saya membeli buku ini awalnya tidak termotivasi atas dasar keingin-tahu-an saya alias nggak kepo dengan dunia flat earth. Saya hanya sebatas iseng. Saya tidak membaca buku ini secara menyuluruh. Saya masih membaca bagian-bagian yang saya pahami saja. Saya tidak berlatar keilmuan astronomi, fisika, luar angkasa ataupun yang semacamnya jadi saya sendiri belum memahami beberapa analogi yang dijelaskan Eric dalam buku ini.

Membaca buku ini, saya seperti dibukakan wawasan yang baru dan memberi refleksi bahwa “Ooh… ternyata flat earther itu begini”. Selesai. Saya hanya ingin tahu sisi apa saja yang sebenarnya diasumsikan kaum geosentris sebagai penyangkalan terhadap kaum heliosentris. Saya tidak memikirkannya terlalu jauh atau menanggapinya secara berlebihan sebagaimana netizen di luar sana yang marak berdebat sana-sini namun minim referensi.

Isi dalam buku ini berdasarkan eksperimen, observasi dan asumsi beberapa kalangan. Seperti orang yang cerdas untuk menyikapi suatu hal, lalu melakukan sebuah eksperimen dan pengamatan yang kemudian hasilnya dijadikan asumsi. Yang jika boleh dikatakan, saya berharap penyangkalan mereka berdasarkan persamaan. Persamaan relativitas atau gravitasi bumi juga dibantah dengan matematis, misalnya, sehingga melahirkan sebuah fakta yang benar-benar ilmiah. Namun, hal itu tidak dijelaskan  dalam buku ini.

Buku ini dipenuhi analogi-analogi dengan penggunaan besaran fisika seperti jarak atau waktu untuk menjelaskannya. Seperti pada kalimat- “...jika bumi berbentuk bulat, maka Lady Liberty akan menempati posisi 2.074 kaki di bawah kaki langit, Mercusuar du Port Said di ketinggian 60 kaki, terlihar dari jarak 58 mil di mana astronomi modern posisinya seharusnya 2.182 kaki di bawah garis pandang.” Hal ini seperti mengajak pembaca  berimajinasi untuk benar-benar bisa memahami fakta apa yang pada akhirnya ingin disampaikan oleh Eric. Tentunya dengan jalan imajinasi yang tepat.

Yang menarik dari buku ini adalah adanya gambar-gambar ilustrasi yang dapat memudahkan pembaca. Bahasanya memang sangat kaku dengan istilah-istilah fisika namun cukup mudah dipamahi jika dibaca dengan saksama.

Alangkah lebih bagusnya jika buku ini dilengkapi dengan sumber referensi yang dikutip. Jika itu eksperimen atau observasi bisa dicantumkan jurnal ilmiah atau link artikel online, misalnya . (Saya dengar-dengar katanya kebanyakan via youtube gitu). Karena sebagaimana yang tercantum pada cover buku ini “Bukti-bukti ilmiah…. “, jadi lebih bagus jika referensi ilmiah juga dicantumkan.

Buku ini dapat memberi wawasan baru bagi pembacanya. Kita bisa mengetahui pemahaman orang lain terhadap penemuan ilmiah yang dilakukan oleh ilmuwan seperti Albert Einstein, Newton, Stephen Hewking, atau pemikiran-pemikiran Copernicus dan Plotemy.

Saran saya sih, membaca buku ini juga harus dibarengi dengan ilmu dasar dan hati yang lapang. Tidak serta merta menerima atau menjudgje berlebihan. Kenapa harus hati yang lapang? Teori dalam buku ini adalah tentang penyangkalan terhadap hal yang dianggap sebuah kebohongan yang selama ini kita anggap benar. Jika tidak lapang dan siap menerima, yang ada akan menimbulkan kegeraman pada pembacanya. Jadi cukupkan diri saja untuk hanya sebatas tahu dan diambil sisi positifnya.

Memang ada sisi positifnya? Selain teori bumi datar ini banyak yang dianggap sebagai konspirasi, mungkin saja ini juga merupakan sebuah miskonsepsi. Seperti seorang anak yang sedang  belajar, mereka berhadapan dulu dengan apa yang keliru sehingga tahu apa yang benar.

 

Komentar