Robi'atul Andawiyah
Siti Nur Chasanah
Fikiri
1. Pengertian
Flavor adalah
keseluruhan kesan (sensasi) yang diterima oleh indra manusia terutama oleh rasa
dan bau pada saat makanan dan minuman dikonsumsi. Tujuan penggunaan flavor
adalah sebagi berikut:
a.
Meningkatkan daya tarik pangan
b.
Menstandarisasi flavor produk akhir
c.
Menguatkan flavor awal yang lemah
d.
Menggantikan flavor yang hilang selama pengolahan
e.
Meningkatkan nilai ekonomis produk
Etil asetat
adalah salah satu senyawa ester yang terdapat didalam bau pisang. Selain itu senyawa organik dengan rumus CH3COOC2H5.
Senyawa ini merupakan ester dari etanol dan asam asetat. Senyawa ini berwujud
cairan, tak berwarna tetapi memiliki aroma yang khas. Etil asetat
merupakan pelarut polar menengah yang mudah menguap, tidak beracun
dan tidak higroskopis. Etil asetat dapat melarutkan air hingga 30% dan larut
dalam air hingga kelarutan 8% pada suhu kamar. Kelarutannya meningkat pada suhu
yang lebih tinggi, namun senyawa ini tidak stabil dalam air mengandung basa
atau asam. Etil asetat dapat dihidrolisis pada keadaan asam atau basa yang
menghasilkan asam asetat dan etanol kembali.
- Sifat Kimia
a.
Tidak beracun
b.
Tidak higroskopis
c.
Pelarut polar yang menengah volatil
d.
Tidak berwarna
2.
Sifat Fisika
a. Nama
sistematis : Etil etanoat ,Etil asetat
b. Nama alternative
: Etil ester,Ester asetat, Ester etanol
c. Rumus molekul
: C4H8O2
d. Massa molar
: 88.12 g/mol
e. Densitas dan fase :
0.897 g/cm³, cairan
f. Titik lebur
: −83.6 °C (189.55 K)
g. Titik didih
: 77.1
°C (350.25 K)
h. Penampilan
: Cairan tak berwarna
3.
Rumus Struktur Kimia
4.
Proses Pembuatan
a.
Esterifikai ficher
Proses esterifikasificher yaitu mereaksikan antara asam karboksilat
dengan alkohol. Asam karboksilat yang digunakan adalah asam asetat (CH3COOH)
dan alkohol yang digunakan adalah metanol (CH3OH) biasanya dalam sintesis disertai katalis asam
seperti asam sulfat.
H2SO4
CH3COOH + C2H5OH
CH3COOC2
+ H2O
Asam asetat etanol katalis etil asetat air
b.
Proses pencucian dan pemisahan engan aquadest
Pencucian pemilihan dilakukan dicorong pisah, kemudian didiamkan sampai
terbentuknya bidang batas.
c.
Pemurnian
Pemurnian bertujuan untuk memisahkan air yang masih terikat dengan
menggunakan adsorben.
5.
Mekanisme Kerja
Flavor secara tepat dapat ditentukan dengan indera perasa, dengan lidah
sebagai pusat pemasukan flavor. Konsumen mengenali dan menyusun berbagai
perbedaan sensasi rasa yaitu membandingkan flavor tertentu dengan rasa alami
yang sudah dikenal seperti manis, asam, asin dan pahit. Pembentukan dari impresi komposisi rasa lebih lanjut
akan disekresi oleh kelenjar ludah dan bagian yang berhubungan dengan indera
perasa.
6.
Cara Penggunaan
Perisa
digunakan sebagai zat tambahan dalam makanan maupun minuman. Makanan dan
minuman memerlukan perisa untuk menciptakan atau menegaskan rasa dan aroma. Perisa
banyak digunakan dalam produk makanan maupun minuman yang dapat dijumpai di
pasaran, misalnya perisa buah, coklat maupun vanila.
Penggunaan
perisa yang diizinkan adalah sebagai berikut:
a)
Perisa dapat digunakan bersama-sama dengan komponen
atau senyawa kimia yang diinginkan
b)
Perisa dapat digunakan dalam produk pangan secara
tunggal atau campuran
c)
Penggunaan perisa yang diizinkan didasarkan atas
CPPB, dibatasi dengan nilai ADI dan dibatasi dengan kandungan bipaktifnya
d) Perisa
dilarang digunakan pada produk susu formula bayi
e)
Pada label pangan olahan yang mengandung perisa
wajib dicantumkan nama kelompok perisa dalam daftar bahan/ingredient
7.
Peraturan Flavor
Banyak makanan
dan minuman olahan begitu memikat dari segi rasa dan aroma. Selain diperoleh
dari bahan alami, rasa dan aroma ini dapat diperoleh dari perisa makanan.
Perisa makanan ini didefinisikan secara rinci di dalam SNI 01-7152-2006 yang
mengatakan bahwa perisa adalah bahan tambahan pangan berupa preparat
konsentrat, dengan atau tanpa ajudan perisa (flavouring adjunct) yang digunakan
untuk memberi flavor, dengan pengecualian rasa asin, manis, dan asam. Tidak
dimaksudkan untuk dikonsumsi secara langsung dan tidak diperlakukan sebagai
bahan pangan.
Menurut SNI
01-7152- 2006 merinci perisa makanan dibagi menjadi tujuh jenis yaitu senyawa
perisa alami, bahan baku aromatik alami, preparat perisa, perisa asap, senyawa
perisa identik alami, senyawa perisa artifisial dan perisa hasil proses panas.
Menurut kajian
yang dilakukan Joint FAO/WHO Expert Committee on Food Additives (JECFA) hingga
2009 tercatat 1879 senyawa perisa yang masuk ke dalam positive list atau senyawa yang aman
digunakan dalam produk pangan.
Etil asetat merupakan
perisa yang diizinkan penggunaanya oleh JECFA seperti yang terlampir dalam SNI
01-7152-2006 yaitu sebagai berikut:
Etil Asetat
JECFA : 27
EC : 09,001
FEMA : 2414
Menurut SNI
01-7152- 2006 bahan ini boleh dikonsumsi manusia asalkan kandungan senyawa
benzoat piren dalam produk pangan jumlahnya tidak lebih dari 0,03 μg/kg
sedangkan 3-monochloropropane-1,2-diol (3-MCPD) tidak lebih dari 20 μg/kg untuk
produk cair dan 50 μg/kg untuk produk padat.
Disamping itu
perlu diketahui pula bahwa ada beberapa senyawa yang tidak boleh terkandung
dalam perisa makanan, antara lain dulkamara, kokain, nitrobenzen, sinamil
antranilat, dihidrosafrol, biji tonka, minyak kalamus, minyak tansi, dan minyak
sassafras. Selain itu, senyawa bioaktif dalam perisa yang dibatasi penggunaannya
antara lain aloin, asam agarat, asam sianida, beta asaron, berberin, estragol,
hiperisin, kafein, kuasin, komarin, kuinin, minyak rue, safrol, iso-safrol,
alfa santonin, spartein, dan tujon.
8.
Dampak negatif Penggunaan Etil asetat secara
berlebih
Apabila digunakan
secara terus menerus akan menyebabkan
kerusakan pada paru-paru, jantung, hati, dan ginjal. Penggunaan etil asetat
dilarang pada ibu hamil dan menyusui karena dapat menembus ari-ari yang
mengganggu perkembangan janin dan pertumbuhan janin.
9.
Citaa Rasa Alternatif yang Halalan Toyyiba
Penggunaan
etil asetat masih dipertanyakan kehalalannya, ini dikarenaka proses pembuatannya
menggunakan alkohol.
مَثَلُ الْجَنَّةِ الَّتِي وُعِدَ الْمُتَّقُونَ ۖ
فِيهَا أَنْهَارٌ مِنْ مَاءٍ غَيْرِ آسِنٍ وَأَنْهَارٌ مِنْ لَبَنٍ لَمْ
يَتَغَيَّرْ طَعْمُهُ وَأَنْهَارٌ مِنْ خَمْرٍ لَذَّةٍ لِلشَّارِبِينَ وَأَنْهَارٌ
مِنْ عَسَلٍ مُصَفًّى ۖ وَلَهُمْ فِيهَا مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ وَمَغْفِرَةٌ
مِنْ رَبِّهِمْ ۖ كَمَنْ هُوَ خَالِدٌ فِي النَّارِ وَسُقُوا مَاءً حَمِيمًا
فَقَطَّعَ أَمْعَاءَهُمْ
Yang
artinya, “ (Apakah) perumpaan (penghuni) jannah yang dianjikan kepada
orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang
tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah
rasanya, sungai-sungai dari khamar yang lezat rasanya bagi peminumnya dan
sungai-sungai dari madu yang disaring dan mereka memperoleh di dalamnya segala
macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka, sama dengan orang yang kekal
dalam jahannam dan diberi minuman dengan air yang medidih sehingga memotong
usunya? “ . QS : Muhammad Ayat 15.
Alternatif
perisa yang dapat digunakan adalah perisa alami yang dibuat dari buah asli,
atau yang sering disebut perisa alami. Flavor alami bisa berupa:
a.
Hasil
ekstraksi dari tanaman yang memiliki flavor yang khas atau sering
dikenal dengan istilah minyak atsiri, atau
b.
Kumpulan
komponen volatil/flavor yang diperoleh dari pemurnian minyak atsiri.
Misalnya
dengan mengesktrak perisa dari buah asli. Vanilin merupakan salah satu senyawa
flavor yang dapat dikembangkan untuk diproduksi secara mikrobiologis. Vanilin
dapat diproduksi dengan mengekstrak buah panili, tetapi memerlukan biaya yang
sangat tinggi.
Komentar
Posting Komentar