Aku gak biasa nonton film India sih. Cuma rasanya ingin sekali me-review ulang film ini karena kisahnya yang unik. Ya, aku pikir unik. Seorang perempuan (Rani) yang pernikahannya dibatalkan oleh tunangannya (Vijay) sendiri tepat dua hari sebelum hari H. Di mana ketika si Rani dan keluarganya sendiri mempersiapkan seluruhnya baik lahir maupun batin. Tukang hias bunga yang handal, pernak-pernik yang indah, masakan-masakan yang khas, keluarganya yang sedang sibuk latihan menari bergembira, seluruh canda tawa dan semangat mereka yang membuncah di seluruh pekarangan rumah.
Tapi
tiba-tiba semua itu naas. Seluruh tawa hilang dalam sekejap, papan nama
bertuliskan Vijay & Rani dimasukkan ke dalam mobil pengangkut barang,
bunga-bunga hias dan semua dekorasi dilepas sebelum disambut oleh para tamu
undangan. Hati Rani mungkin bagai bebatuan yang mulai terkikis, remuk, dan
bagaikan layangan yang dilepas oleh si empunya hingga jatuh ke tebing yang
curam. Terlalu jauh ke permukaan, terlalu menusuk ke relung terdalam.
Tanpa
alasan yang jelas, Vijay batalkan. Tanpa mohon ampun yang tegas, Vijay merengek
untuk meminta pengertian. Tanpa penuh percaya diri, dia tidak mengucapkan
permohonan izin kepada orang tua Rani dan tanpa rasa sakit hati dia biarkan
tubuhnya duduk bersandar di kursi saat Rani menangis pergi. Sungguh laki-laki
yang sangat tidak jelas, bukan?.
Untuk
menepis segala rasa sakitnya. Rani pergi berlibur ke Prancis. Tempat di mana
Vijay menjanjikannya untuk berbulan madu. Sendiri dengan kepolosannya dia
beranikan diri untuk pergi. Menikmati hari pertama di Paris sendiri. Melawan pencopet
sendiri. Sampai akhirnya dia temukan seorang teman perempuan, seorang karyawan
Hotel tempat dia tinggal yang nama panggilannyapun adalah Vijay. Seorang
perempuan yang terlihat brutal dan jalang, tapi sekali berteman sungguh luar
biasa baik hatinya.
Hari
demi hari dia lalui. Sampai waktunya dia singgah ke Amsterdam. Di sanalah dia
benar-benar memulai hidup barunya. Bersama 3 teman lelakinya, dia mulai bisa
tertawa lepas. Mengamen, memahami teman, dan hingga berani menerima tantangan
seorang pemilik restoran untuk memasak dan berjualan di pameran.
Tanpa
di sangka, Vijay mencarinya ke Paris sepekan yang lalu dan menyusulnya ke
Amsterdam. Dengan wajah bersalah dia memohon ampun pada Rani dan ingin Rani
pulang bersamanya. Bagaimana bisa? Setelah dia lepaskan dia inginkan lagi.
Sudah merasa mati surikah?.
Dengan
sikap dewasa, Rani memintanya kembali besoknya dan membicarakan semua dengan
baik dan tenang. Pertemuan yang sangat didambakan Vijay. Mungkin dia berpikir,
Rani akan kembali kepadanya, tapi ternyata tidak. Rani hanya sekedar menemuinya
tapi bukan untuk kembali bersamanya. Rani lebih memilih meninggalkan Vijay demi
teman-temannya. Bersama merekalah mereka melepas tawa dan duka.
Rani
kembali pulang ke India. Dengan wajah polosnya dia disambut oleh keluarganya
yang selalu hangat. Hari itu juga dia bertandang ke rumah Vijay tidak lain
untuk mengembalikan cincin pertunangannya. Bukan dengan wajah kesal, marah atau
dendam dia datang, tapi tetap dengan senyuman manis dan rasa hormat kepada Vijay
dan keluarganya. Senyuman kelegaan dia benar-benar lepaskan setelah cincin
pertunangannya itu tepat jatuh di genggaman Vijay untuk terakhir kali.
Bagi
kamu yang tersakiti, ingat ya. Yang tersakiti, bukan sakit hati. Belajarlah
menghadapi dengan sikap dewasa. Menangis boleh, tapi jangan berlebihan. Karena
yang namanya berlebihan tentu tidak baik. Tak usah merasa kesal atau marah
terlalu lama. Itu juga tidak baik. Mau curhat di kronologimu dengan kata-kata
sakit dan galau sehingga semua tau bahwa kamu lagi tersakiti? Oke silahkan. Itu
hakmu, tapi bersikaplah apa adanya. Lebih baik, tenangkan pikiran dan mulailah
introspeksi dini. Ingat ya, introspeksi dini. Sejak kejadian itu, kamu pikir
lebih dalam tentangmu. Akankah hidupmu hanya akan berjalan karenanya. Atau jika
bukan dia tak akan ada yang lain yang lebih menyayangimu? Adakah hal lain yang
lebih manambah progres hidupmu selain hanya dengan sang kekasih?
Aku
tahu bagaimana kamu menciptakan apa adanya kamu. Bagaimana kamu menjadi diri
sendiri dan berpikir lebih positif akan setiap permasalahan yang ada. Aku
memang tidak pernah sakit hati karena kekasih, tapi aku pernah merasa tersakiti
oleh teman sendiri. Teman yang aku kagumi namun akhirnya hanya sekedar uji coba.
Tapi tenang saja. Itu adalah pelajaran buatku. Aku terlatih bagaimana bersikap
saat keadaan tak sesuai harapan. Bagaimana bangun dari kekesalan dan bangkit
hingga fokus pada hal positif lainnya. Senyuman terakhir dari Rani di sini
mengajarkan aku bahwa segala sesuatunya pasti ada hikmahnya. Tak perlu sesali
apa yang telah terjadi, tapi tunjukkan bagaimana kamu kuat menjalaninya. Tak
ada yang patah hati atau kecewa melainkan hanya ketidakberdayaan.
Komentar
Posting Komentar