Hari ini aku akan
bertemu dia. Sebut saja mantan. Satu julukan yang dengan senang hati aku
membencinya. Tapi untuk bertemu dengannya, bencikah aku? Aku rasa tidak. Bahkan
sebaliknya, perasaan semrawut dan ingin cepat bertemu semakin saja menggebu.
Aku menunggunya di
salah satu cafee. Seorang pelayan kembali pergi setelah aku memutuskan untuk
memesan minum makan nanti. Setengah jam, dia belum datang. Mungkin jalan masih
macet.
Oh, tidak!. Itukah
dia? Poster tubuh tinggi dengan outfit kemeja putih jaket jins warna gelap. Jam
tangan hitam melingkar di pergelangan tangan kirinya serta rambut yang seperti
ditata ke belakang. Oh, sorry. Aku bukan pamer fisik, tapi itulah dia apa
adanya.
Dari tempat parkir
dia sudah mencari mataku. Ah, slow down. Beberapa saat dia telah menemukanku.
Dia berjalan ke arahku. Aku menengguk ludah, siap-siap menyapa.
“Hai …” sapaku.
“Hai, juga. Ah …
maaf membuatmu menunggu lama” balasnya dengan tersenyum.
“Santai aja …”
senyumku lebih lebar.
Kami duduk
berhadapan. Mata kita bertemu.
***
Wajahnya terlihat
cerah. Rambutnya tergerai oleh udara yang bergerak bebas. Jepit berbentuk
bintang lagi-lagi membuatnya lebih manis. Sepertinya permisahan termanis itu
kita laksanakan dengan cukup sukses. Tanpa ada benci, marah, dendam dan kesedihan
yang mendalam dan seperti dilebih-lebihkan. Aku merindukanmu, Mala.
“Oh, ya. Gimana
kabar?” tanyaku.
“Baik … hidup
lancar-lancar aja. Hehe … kamu gimana?”
“Oke juga sih.
Lancar kok. Heem.” tawaku lebar.
“Syukur deh. Lagi
sibuk apa sekarang?”
“Ya … seperti
biasa. Kuliah, nulis, tidur, makan …”
“Minum?. Haissh …
yaiyalah … “
Dia menjegatku.
Ekspresi kesalnya setengah sempurna sebelum akhirnya berubah menjadi tertawaan
lepas.
Astaga, aku lagi lagi merindukanmu, Mala.
***
Kita
berdua memang selalu banyak bicara, tertawa lalu meramaikan suasana hati
masing-masing. Entahlah, aku lupa alasan kenapa kita memutuskan hubungan itu.
Karena permisahan termanis yang pernah dia berikan untukku. Dan hari ini aku
lagi lagi mengagumimu, Dani. Bagaimana sikap ramah dan ceriamu sebagai seorang
lelaki yang pernah singgah dalam mimpiku.
Aku merindukanmu, Dani.
Komentar
Posting Komentar